Penghujung Agustus, dompolan buah berwarna merah menyala masih terbungkus rapat di dalam plastik bening. Dari jauh ia mirip tumpukan ruby merah, menggiurkan. Jangan salah, itu bukan pemandangan di rak pasar swalayan.
Jambu air itu masih tergantung di dalam kerimbunan pohon setinggi 3 m di kebun milik Khun Khia Thisak. Setiap plastik membungkus 2—3 buah. Dahan tampak menjuntai menahan buah berukuran jumbo, 200—250 g/buah.
Brongsongan plastik itu digunakan untuk menjaga kualitas buah agar layak jual. Maklum, jika panen raya, Maret—Juni, ratusan kilo buah dipanen dari kebun seluas 50 rai, setara 8 ha itu. Jambu air varietas thap thin chan—batu ruby dari Chanthaburi dalam bahasa Th ailand—itu diekspor ke Hongkong dan Cina daratan. Dari pohon berumur 5 tahun dihasilkan 100—120 brongsongan, masing-masing berisi 3—6 buah. Buah seukuran gelas air mineral itu termasuk kategori jumbo. Sekilo berisi 4—6 buah.
Sesuai kondisi lingkungan, pekebun di perbatasan Provinsi Rayong dan Chanthaburi itu menanam jambu air dengan sistem guludan. Tak ada sistem kanal, sebuah sistem yang khusus dipakai para pekebun di seputaran Bangkok, seperti Nakhon Pathom atau Samuth Songkhram. Daerah itu memang harus memakai sistem kanal lantaran kondisi lahan berawa.
Perawatan intensif
Di kebun Khun, yang ditempuh 2 jam perjalanan dari Bangkok, pohon ditanam di guludan setinggi 1 m. Jarak antarguludan 8 m, biasa digunakan untuk lalu lalang kendaraan pengangkut. Antartanaman diatur sejauh 3 m, untuk memberi kesempatan tajuk tumbuh optimal.
Agar ruby tumbuh optimal perlu asupan hara yang cukup. Pemberian nutrisi dilakukan 3 kali setahun. Setelah pemangkasan, 2 kg NPK/pohon; menjelang berbunga, 2 kg NPK/pohon; saat pembesaran buah, 0,5 kg NPK/pohon. Pupuk kandang diberikan 2 kali setahun, masing-masing sebanyak 2 kg/pohon.
Sejak berumur 1 tahun mulai dilakukan pemangkasan untuk membentuk kanopi. Tujuannya agar tanaman tidak tumbuh terlalu tinggi, melebihi 3 m. Tajuk tinggi menyulitkan perawatan dan pembungkusan buah. Pemangkasan rutin lainnya dilakukan setelah berbuah setiap 1—2 bulan sekali, untuk membuang tunas tunas yang tidak produktif.
Penyiraman dilakukan 2 kali seminggu. Saat buah mulai muncul, intensitas penyiraman ditingkatkan menjadi 2 hari sekali. Tepat 7 hari menjelang panen perlakuan stres air dilakukan, tanaman tidak disiram lagi. Untuk merangsang pembuahan setiap 1 tahun sekali dilakukan pengelupasan kulit batang selebar 2 cm di sekeliling batang.
Thap thin chan mulai berproduksi pada umur 1,5 tahun. Agar fi sik buah mulus, 15 hari setelah serbuk sari rontok pentil buah dibungkus. Panen pertama 25—30 hari setelah pembungkusan.
Dari kebun hasil panen dibawa ke ruang penyortiran. Buah yang rusak, retak atau memar dipisahkan. Sedangkan buah yang lolos seleksi dikemas dalam styrofoam. Sebagian besar, 50% lebih, jambu air dari kebun Khun dikirim untuk pasar ekspor: Hongkong dan Cina daratan. (Ir Lutfi Bansir, staf Pemda Bulungan, Kalimantan Timur)
artikel copas dari trubusonlinecoid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar