Selasa, 02 Oktober 2012

jambu air citra, satu nama ragam rupa

Pucuk thap thin chan ?sebutan varietas jambu itu di Thailand - lantas dibagi-bagikan pada beberapa kolektor yang sama-sama penasaran ingin melihat sosok buahnya. Nama thap thin chan berarti batu ruby dari Chanthaburi. Sesuai namanya -ruby - apple rose Negeri Siam itu berwarna merah. Mirip dengan citra. Hanya saja bentuk citra seperti lonceng panjang. Sementara thap thin chan berbentuk lonceng tapi agak gemuk.

Nun di kebun Khun Kia Thisak di Chanthaburi, Thailand, thap thin chan yang dipanen rata-rata berukuran jumbo - sekilo isi 4 -6 buah -itu berbentuk seperti lonceng dan berwarna merah terang. Sedangkan citra di tanahair rata-rata 100 -200 g per buah. ?Kita harus amati 3 - 4 tahun, jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan. Apakah ia citra yang sudah dikembangkan?? lebih lanjut Reza berujar.

Kabar yang Trubus peroleh dari Ir Nancy Martasuta, ahli alih informasi pertanian Indonesia - Thailand, citra memang sudah dikembangkan di negeri Siam. Di Ratchabury, misalnya. Citra disebut thongsamsi alias emas 3 warna. Buah tanpa biji, daging bertekstur padat, dan kandungan air sedikit sehingga renyah. Tingkat kemanisan mencapai 12 -15,0 briks. Yang menarik, menurut Nancy, thongsamsi sama dengan thab thim chan (bukan thap thin chan , red). ?Itu hanya salah penulisan saja. Setahu saya keduanya sama, ? katanya.

Little citra
Terlepas dari berbagai kabar itu, tak hanya Lutfi yang menemukan jambu air mirip citra. Di Demak, Jawa Tengah, ada Prakoso Heryono, yang ketiban rezeki. Pemilik nurseri Satya Pelita itu mendapat sebatang bibit jambu air dari hobiis di sebuah kota di Jawa Tengah. ?Saya mempunyai jambu air enak, rasanya manis, ? ujar Prakoso menirukan ucapan hobiis itu. Maka sebatang jambu setinggi 40 cm pun ditanam oleh Nonot - sebutan akrab Prakoso -2 tahun silam. Pada November 2005, tanaman mulai berbuah. Tanaman setinggi 1, 2 m digelayuti 50 buah. Bentuk mirip citra, hanya saja ukuran buah lebih kecil. Paling hanya setengahnya. Yang mencolok warna kulit merah cerah bak citra. Rasanya manis dan tanpa biji.

Sayang, saat Trubus berkunjung ke kediaman Nonot, si little citra itu tak berbuah. Namun, beberapa hobiis yang sempat mampir ke kebun Prakoso saat tanaman berbuah, mengaku buah itu memang seperti citra. ?Dari sosok tanaman dan bentuk daun memang mirip citra, ? kata Eddy Soesanto dari nurseri Tebuwulung di Cijantung, Jakarta Timur.

Beberapa hobiis lain yang Trubus temui mengakui citra yang dikoleksi tak sama dengan yang diulas Trubus pertama kali pada Agustus 1994. Ciri citra:bentuk lonceng tanpa pinggang, warna saat matang merah kecokelatan, dan tanpa biji. Namun, saat ini hobiis kerap menemukan citra agak berpinggang dan berbiji.

Menurut JK Soetanto, pekebun buah di Subang, Jawa Barat, varian-varian citra sangat mungkin terjadi. Misal karena pengaruh dari batang bawah. Soetanto mencontohkan, citra yang disambung pucuk atau diokulasi dengan king rose apple cenderung bersosok lebih besar. Bila disambung batang bawah jambu lilin, bentuk citra biasanya agak berpinggang. ?Pergeseran sifat itu biasanya 2 -3 tahun pertama. Selanjutnya, ia kembali ke sifat asli, ? ujar pemilik perusahaan Sari Tani itu. Pengalaman pekebun lain, citra seperti aslinya bila batang bawah berasal dari jambu air mawar.

Biji bisa muncul pada citra bila ditanam dekat jambu jenis berbiji besar. ?Bila berbunga serentak dengan jambu lain, persilangan alami sangat mungkin terjadi,? tuturReza. Pergeseran bentuk buah juga kerap ditemukan pada citra yang ditanam pada lingkungan berbeda. Buah citra agak berpinggang sering muncul pada tanah dengan dominan liat dan miskin pasir. Bila ditanam di green house dengan suhu terlalu tinggi, buah memendek dan bertambah gendut. Toh, meski banyak rupa, varian-varian citra itu tetap unggul. (Destika Cahyana)


artikel ini copas dari trubusonlinecoid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar