Rabu, 26 Desember 2012

Jambu Kristal menghasilkan 22 Juta per Bulan

Badri mengantongi Rp22,4-juta per bulan dari budidaya jambu kristal. Pekebun lain hanya Rp8,4-juta per bulan.

Badri, pekebun di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memperoleh pendapatan itu dari hasil penjualan 600 kg jambu kristal per minggu atau 2,4-ton per bulan. Dalam setahun Badri memanen 28,80 ton dari 1.200 pohon berumur 3 tahun. Bila bobot rata-rata 250 g per buah, maka produktivitas tanaman di kebun Badri mencapai 96 buah per pohon. Jambu biji tanpa biji asal Taiwan itu memang dikenal relatif mudah dan rajin berbuah.

Dari total panen di kebun Badri, 40% di antaranya masuk kualitas A, 40% kualitas B, dan 20% kualitas C. Buah masuk kualitas A jika ukuran seragam, berbobot sekitar 300 g, bentuk bulat, warna kulit hijau muda, dan mulus (lihat ilustrasi).

Harga jual jambu kristal kualitas A Rp15.000 per kg, B Rp7.000, dan C Rp3.000. Total jenderal pendapatan kotor Badri Rp22,4-juta per bulan. Setelah dikurangi biaya perawatan Rp40.000 per pohon per tahun atau Rp4,032-juta per bulan, maka laba bersih yang diperoleh mencapai Rp18,368-juta per bulan.

Pupuk dan pangkas
Laba itu empat kali lipat laba pekebun lain di sekitar kediaman Badri yang memiliki jumlah pohon sama. Mereka hanya memanen 300 kg jambu kristal per pekan dengan kualitas lebih rendah. Hasil panen mereka hanya 20% yang masuk kualitas A, 40% kualitas B, dan 40% kualitas C.

Apa kunci sukses Badri menghasilkan jambu kristal produksi tinggi dan berkualitas prima? Menurut petugas spesialis jambu kristal dari Misi Teknik Taiwan di Indonesia, Lai Yi Rong, untuk mencapai itu pekebun harus menerapkan prinsip rutin dan tepat waktu dalam budidaya: memberi pupuk, memangkas ranting dan buah, kemudian membungkus buah. Badri membudidayakan jambu kristal secara intensif mengikuti standar budidaya dari Misi Teknik Taiwan di Indonesia. Pekebun lain di kiri-kanan kebunnya tidak patuh.

Perlakuan intensif dimulai sejak persiapan tanam (lihat ilustrasi). Badri melakukan penjarangan buah saat buah seukuran kelereng. “Setiap cabang hanya 1-2 buah yang dipertahankan. Sisanya dipangkas,” kata Badri. Menurut Lai Yi Rong, penjarangan buah penting. “Terlalu banyak buah membuat ukuran buah kecil dan mutunya jelek,” ujar Lai.

Bungkus buah
Ketika buah seukuran bola pingpong, Badri membungkus buah dengan dua lapis pembungkus: jaring stirofoam dan plastik. Menurut Ketua Unit University Farm Institut Pertanian Bogor, Anas Dinurrohman Susila, pembungkusan menggunakan jaring stirofoam berfungsi mengurangi intensitas cahaya matahari. “Jika tanpa jaring warna buah menjadi hijau tua. Buah kualitas A berwarna hijau muda,” tutur doktor hortikultura alumnus University of Florida, Amerika Serikat, itu.

Beberapa pekebun lain membungkus buah dengan kertas koran. “Jika menggunakan koran tingkat kematangan dan warna buah tidak teramati sehingga sulit menentukan masa panen yang tepat,” kata Anas. Pembungkusan dengan plastik transparan berperan melindungi buah agar terhindar dari serangan lalat buah. “Lubangi plastik sedikit agar air dari penguapan buah bisa keluar,” kata Anas.

Menurut Lai Yi Rong, hindari pembungkusan buah ketika buah masih terlalu kecil karena dapat menyebabkan buah rontok. Jika buah terlalu besar, buah keburu terserang hama lalat buah. Menurut ahli hama dan penyakit buah dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB, Kusuma Darma, jika tanpa pembungkusan serangan lalat buah bisa merusak sampai 80%. Pembungkusan dapat mengurangi serangan menjadi hanya 5-10%. Ancaman lain trips yang dapat mengurangi produksi hingga 20% pada musim hujan dan meningkat hingga 40% saat kemarau.

Buah siap panen rata-rata 2-2,5 bulan sejak bunga mekar. Pada umur itu tingkat tingkat kematangan 80%. “Saat itu rasa buah sudah manis dan teksturnya renyah,” ujar Anas. Badri sudah menuai penghasilan lebih tinggi dengan menerapkan tepat strategi, tinggal pekebun lain mengikuti. (Bondan Setyawan)


Strategi Dongkrak Produksi
Buat lubang tanam ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Benamkan 15 kg pupuk kandang kambing per lubang tanam. Seminggu kemudian tanam bibit jambu kristal hasil okulasi setinggi 70 cm.
Sebulan pascatanam, taburkan pupuk daun dan buah dengan dosis sesuai kemasan di area perakaran. Umur tiga bulan berikan 40 kg pupuk kandang dan 175 g pupuk NPK per lubang tanam. Ulangi pemupukan dengan dosis sama tiga bulan berikutnya. Setelah itu, interval pemberian pupuk kandang lima bulan sekali. Sementara pemberian NPK, pupuk daun dan buah, tetap tiga bulan sekali.
Jika tinggi tanaman sudah semeter, pangkas batang utama jambu kristal sepanjang 25 cm dari ujung batang. Dua bulan kemudian muncul cabang baru. Pilih tiga cabang yang sehat dan arah tumbuhnya berlawanan, sisanya pangkas.
Pangkas buah yang menghadap ke atas, sosoknya tidak normal, terluka, atau terkena penyakit ketika besarnya seukuran kelereng. Lakukan pembungkusan buah dengan dua lapis pembungkus: jaring stirofoam dan plastik ketika buah seukuran bola pingpong,
Semprotkan insektisida berbahan aktif deltamethrin dua bulan sekali dengan dosis sesuai kemasan untuk pencegahan. Jika sudah terjadi serangan, penyemprotan menjadi dua minggu sekali.
Panen ketika umur buah 2-2,5 bulan sejak bunga mekar atau tingkat kematangan buah 80%. Kelompokkan buah sesuai dengan grade.



warning: artikel ini cuma copypaste dari web: trub*s online

1 komentar:

  1. terima kasih kepada admin web ini yang telah memberika informasi yang lengkap mengenai teknik berkebun yang baik dan benar, sungguh informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi saya. jujur sedikit kesulitan bagi saya ketika mulai berkebun karena basic pendidikan saya tidak berhubungan dengan hal ini.
    saya hanya sedikit mengenai berkebun ketika saya masih pesantren.
    semoga admin web ini tak henti - hentinya memberikan informasi yang bermanfaat bagi sesama petani.
    dan semoga admin selalu dilancarkan rezekinya oleh ALLAH SWT aamiin...

    hormat saya newbie yg mencoba berbisnis http://tinyurl.com/c5tybkp

    terima kasih

    BalasHapus